HUKUMAN dari Sang HAKIM hati untuk saya

Saya menjadi TERDAKWA oleh HATI saya sendiri untuk memperTANGGUNG JAWABKAN kesalahan saya pada CINTA

Sang HATI bertanya tentang kisah ASMARA saya di hari kemarin, tentang segala kebohongan saya untuk mengelak dan menolak tentang PENGORBANAN hati, waktu dan pikiran untuk Sang Dewa Asmara bagi saya. Tak ubahnya seperti bersembunyi dibalik TIRAI transparan dan saya hanya berusaha meyakinkan DIRI bahwa tak seorang pun bahkan MALAIKAT mengetahui keberadaan Cinta saya yang sebenarnya.
Bak sebuah tulisan bertatah di BATU keras dan besar, terbaca JELAS bahwa saya terperdaya oleh HATI Sang Dewa Asmara bagi saya

Sejenak menundukkan kepala untuk mengalirkan beberapa TETES air dari mata saya ke bawah
Saya minta waktu untuk sekedar TENANG dengan cara INI
Namun bukan sebuah HARAPAN akan mendapat rasa "KASIHAN" dari sang Hakim
Tangisan INI hanya WAJAR untuk seorang MANUSIA berHATI lemah

Saya pun hanya terdiam tatkala melihat beberapa ingatan peristiwa di kehidupan NYATA cinta saya dengan Sang Dewa
Saya menunduk dan berharap sebuah KEPASTIAN akan keputusan Sang HAKIM
Menatap sebuah bukti-bukti nyata yang terbungkus kedalam 2 kantong yang berukuran SAMA tapi berbeda BERATnya
Terlihat sang Hakim meletakkan 2 kantong tersebut diatas timbangan KEADILANnya
Terhitung JELAS berat sebelah dan saya tidak tahu SISI manakah yang lebih berat, KEBAIKAN atau KEBURUKAN dari cinta saya ?
Dan hanya saya MENGERTI sebuah tatapan tajam sang Hakim pada MATA saya sebagai ungkapan sudah saatnyalah saya mempersiapkan untuk mengambil tanggung jawab INI selanjutnya
Dia menganggukkan kepalanya

Sekali lagi dia BELUM memukulkan PALUnya diatas MEJA hijau
Hanya terdengar suara keras HAKIM hati tersebut yang sudah cukup untuk MENJELASKAN keputusannya atas HUKUMAN yang akan saya TERIMA,

bahwa "saya HARUS membuka HATI untuk menerima KEHADIRAN cinta lainnya"

(Dewi Asmara Sari)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar