REMBULAN mengetuk JENDELA

sudah terguna penuh waktu dan peranku seharian ini
akupun terlelahkan untuk berharap dan menunggu pada hari-hari besuk
aku hanya ingin menghabiskan sisa energiku untuk berenung kembali
menikmati apa adanya makna pergantian waktu dipertengahan malam

aku terlalu bersemangat untuk sebuah WAKTU malam
meski sesekali mata terpejam, sesekali itu juga kekuatan itu selalu datang
mengajak dan memaksa untuk tidak menyia-nyiakan moment indah sang MALAM
ya ! Rembulan itu selalu mengetuk JENDELA tiap malamnya
merayu HATI dan angan untuk menyapa dan berCERITA
rasanya, bukan aku yang KESEPIAN, tapi sang rembulanlah yang ingin kutemani


seperti malam-malam sebelumnya, pintu jendela itu selalu kubuka lebar
memasukkan rasa TINGGIku pada seorang tamu ISTIMEWA kegelapan
Entah dengan bahasa apa aku benar-benar mampu mendengar dan berkomunikasi dengannya
takkan habis cara untuknya merayuku berCERITA
dan takkan mampu aku untuk tidak terbujuk mengeluarkan segala kisah-kisah tersembunyiku

tentang angan yang tak kunjung menghilang
tentang realita yang tak kunjung berbalik
tentang kerinduan yang tak kunjung terbalas
tentang kesetiaan yang tak kunjung tersambut
tentang cinta yang tak kunjung berada
tentang impian yang tak sanggup termiliki
tentang kehebatan dibalik ketidakmampuan semata

tak lain adalah sebuah PENGABDIANku pada kehidupan yang tak lagi berada pada titik INDAH
dan sebuah rintihan harapan dan bukan keluhan bagai sebuah DO'A untukku berharap pada sang PENCIPTA

lirih dan samar-samar dia mulai meniupkan kata-kata indahnya untukku
sang REMBULAN berkata,"bahwa pengabdianmu pada kesetiaan hidupmulah yang menarikku kemari, bahwa kekuatanmu menerima apa adanya kehidupan inilah yang mengundangku datang menyaksikan seribu pengakuanmu, dan panggilan tulus jiwa kebaikanmulah yang menyuruhku selalu ADA untukmu. Bukan hanya sebuah keindahan sinar PURNAMAku lah yang ikhlas aku hadirkan untukmu, namun KEDAMAIAN malam dalam DO'Amu ini yang mampu menghapus segala BEBANmu di hari ini."

aku tak lagi JELAS mendengar tiupan-tiupan kata-kata mutiara sang REMBULAN
segeralah seperti angin dalam nafas KEDAMAIANnya menghembuskan rasa dalam lelap malamku
hingga tak lagi terlihat purnama ataupun kukenali ucapannya
menutup dan terpulas diantara do'a-do'a yang tertuntun
tak lagi mampu ternikmati CAHAYA remang KEDAMAIAN
jendela dalam indraku tak mampu terbuka lagi
terTIDURku dalam senyuman DONGENG sang rembulan yang meninggikan RASAku
beginilah cara REMBULAN mengingatkan keLELAHanku untuk selalu SYUKUR dalam DO'A

dan dalam RAMAH di hati setiap JIWA seorang yang SETIA pada PERJUANGAN hidupnya
ada JANJI manis tak TERUCAP namun sangat jelas TERDENGAR diSELA pendengaran
telinga sang INSAN yang telah BERSERAH dalam DO'Anya
akan ada KEBAIKAN yang tak TERDUGA
seperti halnya KEHIDUPAN yang membawamu untuk MENANGIS dan TERTAWA
pada saat-saat waktu-Nya yang tak terKIRA sebelumnya

dan REMBULAN selalu SETIA mendengar segala PERENUNGAN dan bukan KELUHAN
itulah MAKNA cahaya-Nya selalu berSINAR disaat keGELAPan dunia

(D. A. S)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar