tengah malam itu
Aku terbaring dalam sebuah kesunyian dan ketenangan
Betapa DALAM rasa yang kurasakan saat itu
HANYUT dalam sebuah kenyamanan diri
HANYUT dalam sebuah kenyamanan diri
seolah hanya aku sendiri yang HIDUP dimuka bumi ini
terPUSAT pada sebuah RASA tanpa PEKA apapun karena memang tak ada rangsangan menggodaku
tak ada SUARA dan REAKSI lain disekitarku
malam yang benar-benar HENYAP
seolah BUMI berhenti berputar dan kehidupan WAKTU berhenti berjalan
apakah hanya aku sendiri yang tertinggal HIDUP di malam ini
perlahan tapi jelas lirih aku merasakan sebuah hentakan-hentakan beraturan
seperti gempa datang, aku tidak langsung beranjak
kurasakan getaran pelan yang sangat HALUS
aku berhenti melakukan apapun juga
mulai menterjemahkan dan berusaha mengenal tentang apakah ini
ternyata tak lain adalah hentakan jantungku berdetak
menggoyangkan tubuhku yang berserah diatas kasur diamku
seolah aku benar-benar tak berdaya atas sebuah LELAH ditubuh
hanya pikiran dan hati yang aku fokuskan untuk merasakan detakan ini sekali lagi sekali terus
inilah pusat mengenal kehidupanku ditubuh
tak sanggup terpedulikan setiap saat
padahal dia selalu bekerja setiap detaknya
aku kuat melalui otot tanganku,
aku hebat melalui gerak tubuhku,
namun terlupa SADAR bahwa semua kekuatan dan kehebatan ini tiada ARTI tanpa detak jantungku
semua akan BERHENTI mati tanpa GEMPA halus beraturan di tubuhku ini
aku terbangun dan menuju ke sebuah ruangan putih bersih oleh ribuan do'a
melihat jelas meski terhalang kaca didepanku
seorang manusia terkapar tak berdaya tiada sadar
dan masih kulihat sebuah alat pengontrol detak jantung dan nadi itu melukiskan kehidupannya
terlihat mirip dengan alat pengukur gempa pada bumi
terlukislah jelas sebuah nyawa yang bukan dinilai dari gerak tubuhnya
tapi hanya dari detak jantung denyutan nadinya
dia tak mampu merasakan hidupnya saat ini meski bahkan saat detak denyut itu berhenti
(dia seorang pasien di RS, gadis 23tahun yang mengalami kecelakaan berat sehingga sang Dokter mengganti otaknya yang remuk dengan otak buatan, entah sampai kapan ia bertahan)
(D.A.S)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar