Pagi tetaplah DINGIN, namun HANGAT untuk sebuah SELIMUT tebal dan bukan KABUT
aku sudah berada disini, di persimpangan JALAN
Bercengkerama dengan keramaian ASAP yang mampu menggelindingkan beberapa uang KOIN untuk masuk kedalam SAKU bajuku yang hanya mampu terkancing saat ku tidur saja
dan Pak Ogah pun berkata,"PAGI hanya dingin untuk sang pemimpi yang tidak pernah BANGUN."
untuk sang SIANG
siang bagiku tak lebih dari PANAS tubuhku saat pembakaran KALORI energiku semata
memuntahkan KERINGAT yang tak BERGUNA untukku agar tak lagi tertimbun bongkahan LEMAK di tubuh
tak bisa merasakan LUNAK seperti makananku yang KERAS termasak dari API koinku saja
SEMUA masih kurasa tanpa mengapa karena DAGINGku SAMA melunak dengan manusia lainnya
Bagaimana dengan malam,.?
seperti layaknya MIMPI indah, aku pun tetap TERLELAP sejenak meski JALAN dan ASAPku tidak pernah TIDUR untukku
aku benar-benar sedang BERMIMPI dikasur EMPUKku, dan segera terBANGUN diatas alas TIKARku
aku HADIR kembali di jalan ITU,.
(catatan kecil untuk pak Ogah yang saya temui di Indonesia)
(Dewi Asmara Sari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar