BUDAK RASA

Budak RASA,...
ya ! manusia adalah pemilik dari RASA itu sendiri,
namun mereka memuja RASA nya sendiri dan bertindak selayaknya teRAJAi,
berusaha mewujudkan apa yang menjadi RASA dalam HATInya dan dirinya,
segala yang telah ADA padanya, tersaji didepannya dan ia pun meRASAkannya,
dia menikmati apapun yang terhidang untuknya,
meski tak sanggup mengerti bahwa,..
"PORSI rasa yang nikmat itu datang dan pergi mempermainkannya"

kenapa terhidang?
bukankah ia mampu mengusahakan hidangan yang nikmat menurut keinginannya?

tidak semudah itu, karena kau bukan RAJA,
tidak segampang itu karena kau bukan RATU,
karena kau hanya pencari RASA saja,
sedangkan sesekali kau mendapatkannya,
beberapa kali itu juga segera berganti oleh RASA lainnya,
mengapa BEGITU ??
karena,..
mereka selalu berada dalam dalamnya peRASAannya dalam BUDAK rasanya,
pahit, manis, asam, asin, bahkan TAWAR,..
sedih, senang, khawatir, gelisah bahkan HAMBAR,..

hai, sang perasa,..
apa yang kau RASA akan mampu terungkap dengan BAIK hanya pada dirimu sendiri,
apa yang kau rasakan akan kau wujudkan dalam kehidupanmu sendiri,
yakin bahwa kau telah menemukan dunia rasa nikmatmu yang berNYAMAN,
tidak PEDULI itu benar-benar NYATA atau SEMU,
kau menikmatinya, menikmatinya, dan menikmatinya,..
siapapun tak berhak PEDULI,

hai, sang peRASA,..
jangan kau jelaskan seberapa BESARnya alasanmu mempertahankan RASA itu,
itu takkan mampu kuRASAkan,
karena akupun lelah berjalan dengan RASA yang kupertahankan,
aku menikmatinya, aku menikmatinya, dan aku menikmatinya,..
siapapun tak BOLEH mengusikku,

kau dan aku adalah BUDAK dari RASA itu sendiri,
akan kau pilih rasa yang ingin untuk kau rasa,
akan kupertahankan rasa yang nyaman untuk kurasa,

kau dan aku - mereka hanya HIDUP untuk menjadi BUDAK RASA,

lihatlah kehidupan dia yang tak pernah SAMA dengan yang lainnya,
pikirkan keputusan dia yang tak pernah BISA untuk kau putuskan,
mengertikan perjalanan dia yang tak pernah mampu kau pahami tujuannya,
jelaskan keinginan dia yang tak pernah sanggup untuk kau terjemahkan ujungnya,

apakah dia BAHAGIA ?
itulah pertanyaan yang tak mungkin kau MAMPU menjawabnya,

KAU hanya berat pada RASAmu tentang kehidupanmu,
begitu juga DIA selalu JATUH pada RASA yang ia tetapkan berjalan pada KEHIDUPANnya,

biarkan aku berjalan dengan segala RASA yang aku nikmati,
dan bebaskan RASA yang kau ingin terbangkan,

RASA terasa berasa merasakan perasaan RASA

HATI telah menampung dan memelihara RASA untuk dijadikan ACUAN
dalam segala KEPUTUSAN hidupnya

maka kemanapun perjalanan HIDUPmu
adalah GAMBARAN dari keputusan RASA yang kau AGUNGkan
the feeling is yours
that's the life of yours
go on together with what you feel


BERJALAN bersama RASA
si BUDAK RASA,..
dan ketika aku menuliskan RASA ini,
apakah kau menyetujuinya?
dan sang PERASA akan mampu menjawabnya,..


(D.A.S)

3 komentar:

  1. Saya....
    Ya..
    Saya...
    Tidak..
    Saya..

    Ya, saya mengerti...
    Tidak, saya tidak mengerti..

    Siapa yang mengerti rasa?
    Hanya ternoktah dalam derajat katakah?
    Sembari berkaca memcoba mencari bayang rasa
    Seperti menetaskan telur tanpa isinya

    Siapa yang tidak mengagungkan rasa?
    Sedang karang saja bisa menahan dan meneduhkan amarah sang ombak
    Belukar saja mampu merindangkan sejengkal tanah yang mulai meretak.
    Alih-alih, manusia mempermainkan rasa

    Sekelumit tabir dalam pertikaian semu
    Yang genderangnya mampu mendengungkan peperangan nyata
    Siapakah yang menghendaki?
    Tak satu bibir pun mencibir dan tak satupun otak berpikir

    Rasa adalah ketegasan mengolah setiap denai hati
    Murni ketika tak ternodai dengan egoisme pikir tanpa nurani

    Salam...

    BalasHapus
  2. wah mantab emosi RASAnya pak Azmi,.
    hehehe,. good answer,. @_@
    thnks pak dosen,.. ckkk.ckk..
    dan segala KARYA apapun akan terCIPTA dr ungkapn sang RASA sndri, inilah kekuatan DAYA manusia yg mampu melahirkan byk IDEnya tnpa BATAS,. n aq adlh sang BUDAK RASA itu sndri,.
    nikmatilah, aq pun aq sllu mnuju pd RASAq,.
    just like ur motto "tunjukkan RASAmu"..

    BalasHapus
  3. ya, bahasa RASAmu itu sendiri yang telah menunjukkan RASAmu, jauh lebih JELAS daripada kata LUGAS dan tanpa diKEMAS. Bagi saya, kata2mu di atas sungguh sudah sangat-sangat LEPAS.
    Yah kalo mau ditambahkan dikit, memang sih,,,terdengar agak "PEDAS"....
    Atauuu.. mungkin itu jugz karena saya yang terlalu "BUAS"...
    Mudah-mudahan sekarang sudah tidak ada yang BIAS
    Yah, meskipun dengan sedikit menghela NAFAS
    paling tidak sudah berkurang hawa PANAS
    Tapi kalo soal RASAnya, hehe,, you know..... Gak ada matinya, gak ada masa tenggang, selalu aktif walaopun tanpa dicharge pulsa baru. Bahkan ketika Tuhan sudah bilang, "Hey! MAsa aktifmu habis!", RASA itu takkan mengenal lekang...

    (waduh, jadi calon artikel saya yang baru nih. thanks,,,)
    Salam

    BalasHapus